Samahalnya dengan kecanduan obat terlarang, kecanduan seks juga susah disembuhkan. Seorang perempuan di Miami, Amerika Serikat berharap pernikahan bisa menyembuhkannya, namun ternyata gagal. Berikut ini sekilas tentang kisah hidupnya. Jenifer, bukan nama sebenarnya, telah bertahun-tahun mengalami kecanduan seks.
- Berhasil Tenangkan pembeli yang panik gara-gara virus Corona, kisah pedagang sembako Ini viral dan banjir Rekaman video yang menampilkan seorang pemilik toko sembako dikerubungi pengunjungnya viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Twitter arjuno_ireng01 tersebut, dikabarkan bahwa si pemilik toko yang merupakan perempuan setengah baya itu menjual barang sembakonya secara normal di tengah-tengah momen panic buying terkait geger Virus Corona covid-19. Dirinya disebutkan tak mengambil kesempatan di tengah momen panic buying. • Ibarat Kecepatan Pesawat Canggih yang Mendahului Suara, Begini Penularan virus Corona dari Wuhan • China Bangun rumah sakit untuk Pasien virus Corona di Wuhan Hanya 6 Hari, Terungkap Ini Rahasianya • Khawatir virus Corona Pesawat Batik Air Dikarantina Selama 14 Hari Usai Terbang dari Wuhan China • Sudah Koordinasi dengan rumah sakit, Polda Kaltim Sebut Belum Ditemukan Pasien Suspect virus Corona Meskipun toko sembakonya diserbu pengunjung yang rela memborong dengan harga lebih tinggi, perempuan itu membatasi barang yang boleh dibeli. Ia pun mendapat pujian dari pengunjung yang mengerubunginya dan menyusul warganet yang melihat videonya. Setelah ditelusuri, perempuan dalam video itu bernama Susanna Indrayani. Perempuan berusia 57 tahun itu membuka toko sembako bernama Toko Erwin di Jalan K Teluk Gong, RT 06 RW 09, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat ditemui pada Rabu 4/3/2020 sore, Susanna tampak cukup kebingungan ketika tahu video mengenai dirinya viral. "Saya juga enggak tahu jadi viral begini," katanya sambil tersenyum ketika ditemui awak media, Rabu sore.
INILAHkisah inspiratif pemilik indomie dan jatuh bangunya..
Oke, ini tulisan pertama ane di blog ini. Tulisan inin berkisah mengenai kisah seorang pedagang yang cukup saya kenal. Pedagang ini sudah memulai usahanya sekitar tahun 1989. Sebut saja namanya Pak Hafizh Hahahaha. Oke langsung saja kita mulai. Eng..Ing..Eng......! Pak Hafizh ini berlatang belakang sebagai anak dari seorang Ayah yang kaya raya pada saat itu, keluarganya cukup disegani dari dulu hingga sekarang. Ibu beliau sudah meninggal pada saat beliau masin anak-anak, ya sekitar kelas 6 SD. Semenjak itu, kehidupan beliau hancur, bisa dimaklumi bagaimana anak ditinggal seorang oleh seorang Ibu yang dicintainya. Kehidupan beliau mulai tak memiliki arah, bisa dikatakan sebagai anak yang nakal. Memiliki ibu tiri yang tidak mencintainya, memiliki ayah yang tidak terlalu memberikan perhatiaannya, serta memiliki harta yang tak pernah bisa disentuhnya. Singkat cerita beliau memiliki saudara kandung dan tiri belasan orang. Banyaaak hahaha Ketika beliau tamat SMA, beliau ingin kuliah di salah satu universitas negeri di kampung halaman beliau. Ketika semua temannya memiliki lebih dari satu formulir pendaftaran, beliau hanya memiliki 1 formulir. Dan ga lulus akhirnya, sementara teman-teman beliau berhasil masuk kuliah di universitas tersebut. Maklum ayah beliau tidak terlalu memperhatikannya. Selain itu, nilai beliau selama bersekolah juga tidak terlalu bagus. Beliau tidak berhasil kuliah, namun beliau bercita-cita menjadi seorang polisi seperti kakak laki-laki beliau. Namun, ayah beliau melarang beliau untuk masuk Polisi, ayah beliau melah meminta beliau untuk menjadi seorang pedagang saja. Karena menurut ayah beliau, Pak hafizh memiliki naluri bisnis yang sangat baik. Yah memang pak hafizh tak terlalu diperhatikan, namun Pak Hafizh selalu diajarkan oleh ayah beliau bagaimana cara menjalani bisnis, dan cara berdagang yang baik. Kehidupan yang keras mengajarkan beliau bagaimana menjalani hidup hingga sekarang ” Oke, akhirnya beliau menikah dengan seorang wanita yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ibu beliau. Wanita inilah yang bisa merubah hidup dari Pak Hafizh. Kalau boleh jujur Pak Hafizh dulunya jarang beribadah, semenjak menikah Pak Hafizh sedikir demi sedikit mulai rajin dalam beribadah. Maklum wanita ini memiliki latar belajang agama yang kuat. Meski pernikahan mereka banyak ditentang oleh keluarga si wanita, karena Pak Hafizh terkenal sangat nakal dan ayah pak hafizh yang palyboy hahaha, keluarga istri paka hafizh takut nantinya pak hafizh juga ikutan palyboy. AHAHAHAH. Tahun 1988 beliau hijrah ke salah satu daerah yang memiliki pasar yang cukup hebat dulunya, sekarng sudah tidak lagi. Beliau mulai berdagang bersama istrinya dengan menggunakan gerobak, membawa barang dagangannya ke pasar pagi-pagi hingga malam hari. Beliau hanya diberikan modal oleh ayahnya sebuah vespa, kemudian beliau menjualnya untuk dijadikan modal untuk berdagang. Beliau tidak meminta lebih kepada ayahnya yang terkenal sangat disiplin dan keras. Disitulah awal kehidupan berdagang dari Pak Hafizh, dimulai dari menjajahkan sebuah gerobak menjajahkan dagangan untuk mencari sesuap makanan. Ketika saya tanya rumahnya, beliau hanya tinggal dirumah yang berdindingkan kayu, beratapkan dedaunan, lantai yang terbuat dari papan. Beliau tidur di atas lipatan kardus, bantal dari gulungan tali. Mandi dengan menggunakan air yang sangat keruh. Sejenak saya berpikir, bagaimana mungkin beliau hidup seperti itu sedangkan ayah beliau sangat kaya raya. Akhirnya setelah beberapa waktu beliau bisa menyewa sebuah warung kecil-kecilan dimana beliau tinggal di belakang warung tersebut. Saat itu beliau selalu dibantu berdagang oleh saudara istrinya saat berdagang, kadang-kadang istri beliau memberikan uang jajan kepada saudaranya tanpa sepengetahuan pak Hafizh saat itu. Tahun 1991 lahirlah anak pertama beliau, dan tahun 1992 lahirlah anak kedua beliau di istana gubuk beliau. Saat anaknya lahir, Pak Hafizh menangis pertama kalinya di depan istrinya, yah itulah pengakuan dari Istri beliau. Romantis yah Pak Hafizh punya satu prinsip yang sangat saya kagumi, bagaimanapun keadaan keuangan beliau, beliau tidak menginginkan makanan yang tidak bergizi untuk keluarganya. Oke singkat cerita, Tahun 1994 beliau memberanikan diri pindah ke salah satu ibukota kabupaten tempat beliau dilahirkan, menyewa sebuah ruko yang terbilang besar, padahal beliau tidak memiliki uang yang cukup untuk menyewanya. Beliau terinspirasi dari kakak iparnya yang sudah cukup sukses berdagang disana. Hidup beliau sedikir membaik, tidak kurang dan tidak lebih. Tahun 1996 lahirlah anak ketiga beliau, entah kenapa anak ketiga ini membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarga Pak Hafizh, beliau sudah memiliki langganan yang cukup banyak. Masih ingat krismon tahun 1998 dan 1999? Yah saat itu beliau berkeyakinan bahwa tahun berikutnya harga properti akan naik. Beliau membeli dua tanah, satu untuk membangun ruko untuk disewakan, satu untuk membangun rumah yang beliau tinggali sekarang. Ane kagum melihat insting buaya beliau yang sangat jeli, bagaimana beliau memiliki rumah yang besar dan ruko saat awalnya beliau hidup dalam kesusahan. Setelah membangun ruko dan rumah, beliau sudah tidak memiliki uang beliau, beliau menjalani hidup seperti biasanya, tak kurang dan tak lebih. Awal tahun 2000 beliau mengalami sedikit kompetisi berdagang yang sangat ketat, bayangkan ketika semua pedagang ramai-ramai menetapkan harga yang murah, beliau tetap beusaha mempertahankan harga. Bagi beliau, dalam berdagang yang dicari adalah uang, kalau pelanggan banyak, untuk Cuma 500 buat apa? Lebih baik 1 namun untung 5000. Wah benar juga. Untuk menghadapinya beliau membeli dua mobil secara kredit, satu mobil pribadi, dan satu mobil bak untuk menjajahkan dagangan ke daerah tertentu. Beliau berangkat dari siang hingga malam hari bergadang dengan menggunakan mobil ke suatu desa, dan istrinya yang manjaga toko. Hingga 2-3 tahun kehidupan beliau seperti itu, kemudian beliau sadar, beratnya usaha beliau saat itu tidak menghasilkan apa-apa, hanya cukup untuk makan. Bagi beliau itulah periode terberat beliau saat pindah. Tahun 2006 alhamdulillan beliau bisa berangkat haji bersama istrinya, dengan berat hati meninggalkan anak-anaknya. Saat beliau naik haji, anak-anaknya lah yang menjalankan usahanya. Semenjak anaknya masih kecil beliau sudah mengajarkan kepada anaknya bagaimana cara berdagang, mungkin masa kecil anaknya tidak bahagia hahaha bayangkan dari shubuh sudah harus membantu orang tuanya, dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menonton acara kartun kesukaannya. Begitulah cara beliau mendidik anaknya, sangat disiplin dalam segala aspek. Usaha beliau mengalami puncaknya setelah beliau naik haji, yah kira-kira omsetnya sekitar 500an juta tiap bulannya. Saat itu beliau mulai membeli tanah untuk dibangun ruko yang akan disewakan, hingga sekarang. Beliau tak pernah ingin hidup dalam kemewahan, tak pernah pakaian mahal yang dikenakannya, kata istri beliau semua dipersiapkan untuk anak-anaknya kelak. Sekarang kehidupan beliau berjalan dengan tenang, saat semua pedagang buka dari pagi hari dan tutup saat malam hari. Beliau mulai berdagang pada pukul dan tutup lagi pukul buka lagi pukul dan tutup lagi pukul Hanya 5,5 jam beliau berdagang, bagi beliau semuanya sudah tercukupi, beliau bersyukur atas apa yang diterimanya. Beliau hanya menikmati apa yang ada, anak pertama beliau sudah lulus S2, dua yang lainnya dalam perjalanan menyelesaikan S1. Bayangkan beliau hanya lulus SMA, bisa menyekolahkan anaknya hingga sejauh ini. Beliau tak pernah lagi merasakan kekurangan, ketika semua pedagang melakukan peminjaman sebagai modal untuk berdagang, namun tidak bagi beliau. Beliau mampu melayani konsumennya seperti keluarga sendiri, memberikan bantuan jika mereka mengalami kesusahan. Strategi beliau dululah yang membuat beliau seperti saat ini, beliau sadar bahwa kredit dalam bentuk apapun itu berbahaya. Beliau selalu memanfaatkan uang yang ada dengan investasi pada tanah dan ruko. Sehingga hasilnya dapat dituai di masa yang akan datang. Satu hal lagi yang saya ambil pelajaran dari beliau, usaha tanpa mendekatkan diri kepada pemilik kekayaan itu percuma dan sia-sia. Beliau sangat berterimakasih kepada Allah, istrinya, anak-anaknya, dan kepada ayah beliau yang sudah memberikan kehidupan yang disiplin di masa lalu. Terakhir saya bertanya pada diri saya sendiri, bagaimana anaknya nanti mampu melebihi pencapaian ayahnya, dan bagaimana mereka membalas kebaikan orang tuanya?
TopIttipat merupakan seorang pelajar bermasalah di sebuah sekolah di Thailand. Top sering dibandingkan oleh cikgunya dengan abang serta kakak nya yang jauh lebih baik daripada Top ketika berada di bangku sekolah sepertinya. Seperti remaja lain seusia dengannya, Top sangat suka bermain game online.
Laporan Wartawan Gerald Leonardo Agustino PENJARINGAN - Rekaman video yang menampilkan seorang pemilik toko sembako dikerubungi pengunjungnya viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun Twitter arjuno_ireng01 tersebut, dikabarkan bahwa si pemilik toko yang merupakan perempuan setengah baya itu menjual barang sembakonya secara normal di tengah-tengah momen panic buying terkait geger virus corona Covid-19. Belakangan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua WNI positif terinfeksi Covid-19, tak sedikit masyarakat yang langsung panik. Karena kepanikan massal tersebut, lantas terjadilah panic buying di sejumlah lokasi. Salah satunya di toko sembako yang viral itu. Dalam video tersebut, si pemilik toko dipuji pengunjung yang mengerubunginya lantaran tindakan terpujinya. Dirinya disebutkan tak mengambil kesempatan di tengah momen panic buying. Meskipun toko sembakonya diserbu pengunjung yang rela memborong dengan harga lebih tinggi, perempuan itu membatasi barang yang boleh dibeli. Ia pun mendapat pujian dari pengunjung yang mengerubunginya dan menyusul warganet yang melihat videonya. Setelah ditelusuri, perempuan dalam video itu bernama Susanna Indrayani. Perempuan berusia 57 tahun itu membuka toko sembako bernama Toko Erwin di Jalan K Teluk Gong, RT 06/RW 09, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat ditemui sore ini, Susanna tampak cukup kebingungan ketika tahu dirinya viral. Halaman selanjutnya >>>
Stimulus14Penjual SembakoIbu Ayu adalah seorang penjual sembako. la terkenal sebagai pedagang kreatif yang sering menata dagangannya agar diminati oleh pembeli. la juga kerap kali menawarkan barang dagangan dengan harga yang lebih murah dari toko yang lain. Inilah yang membuat toko Bu Ayu selalu ramai dari pembeli.
Jakarta ANTARA News - Seorang pedagang sembako, Thong Tiaw Miay 69, Rabu ditemukan tewas di lantai dua rukonya di Perumahan Galaxi, Bekasi, Jawa Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chryshnanda di Jakarta mengatakan, korban ditemukan tewas oleh suaminya Cahyadi Purnama tadi yang masuk ke dalam ruko sekitar pukul WIB kaget setelah melihat istrinya tewas di dekat kamar mandi di lantai dua bagunan itu. Tim Identifikasi Polres Metro Bekasi menemukan sejumlah luka di tubuh korban antara lain di mata, leher, dan tangan. Petugas juga menemukan laci penyimpan uang terbuka, sedangkan kunci brankas hilang. Namun, tidak ada barang-barang di dalam ruko yang hilang. Berdasarkan pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan sejumlah barang bukti, petugas mencurigai seorang karyawan yang baru sepekan bekerja di tempat korban. Orang yang dicurigai polisi itu sekarang menghilang sehingga polisi berusaha mencari orangnya untuk dimintai keterangan. "Kami mengejar dia. Identitasnya sudah ada," kata Chryshnanda. Polisi telah menyita barang bukti antara lain pisau yang diduga dipakai untuk membunuh korban dan baju korban yang berlumuran darah.*Pewarta Editor Suryanto COPYRIGHT © ANTARA 2009
Jatuhbangun adalah hal yang sangat lumrah dalam berwirausaha, Surahman pun mengalaminya. Tidak hanya satu atau dua kali, bahkan sampai tiga kali. Tapi tiga kali gagal membangun usaha, Surahman tidak menyerah. Pada kesempatan keempat, ia berusaha bangkit dan membuktikan diri sebagai pengusaha sukses di wilayah Aek Raso AFD VII dan sekitarnya.
Kisah Pilu Pedagang Sembako di Sidoarjo, Suami Meninggal Saat Berstatus Terdakwa Kematian pedagang sembako di Pasar Larangan ini bakal berbuntut panjang dan keluarga Ken menuding telah terjadi praktik mafia peradilan di Sidoarjo. Rabu, 28 Juli 2021
Taksedikit wanita muslim dan berhijab yang pernah mengalami diskriminasi di berbagai negara. Seperti dialami oleh Naballah Chi, fashion blogger Amerika.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu saya seorang pedagang, saat itu jualan di pasar kampung. Ibu lulusan Sekolah Dasar tak punya keahlian, berjualan menjadi pilihan profesi. Dagangan sembako dijajakan di kios kecil, bersebelahan dengan kios bulek saya adik ibu.Sejak kelas empat Sekolah Dasar, saya kerap membantu di pasar terutama saat hari libur. Tugas saya membungkus gula, dijual dalam plastik ukuran sekilo dan setengahnya. Selain itu mendapat tugas, mengisi botol pembeli minyak goreng curah. Bukan pekerjaan terlalu berat, tapi membuat capek dan secara tak sadar membentuk jiwa berdagang biasanya mendadak ramai, ketika hari raya lebaran hendak tiba. Dagangan ibu biasanya berlimpah ruah, bertambah kue dan sirup khas lebaran. Jam buka kios juga sedikit lebih panjang, banyak perantau mulai mudik turut berbelanja juga. Setelah kakak tertua menikah, istrinya membuat toko di kebun sebelah rumah. Ketika sekolah masuk siang, pagi hari kerap saya habiskan waktu belajar sembari menjaga toko. Tangan ini makin gesit, menakar, menimbang dan melayani beberapa pembeli sekaligus. Hapalan harga seperti di luar kepala, mulai dari gula, kopi mentah, minyak goreng, tembakau, buku tulis, penggaris, penghapus, permen karet, merica, mi instan, rokok bungkus atau eceran, materai, sampai peniti, jarum, benang dan barang lain yang dijual di toko. Pun di mana letak menyimpan setiap barang, benar-benar saya ketahui posisi serta stok yang masih ada. Pendek kata, apa yang ada di toko saya tahu harga, letak dan berdagang saya terbentuk, seingat saya waktu kelas empat. Karena ingin punya uang sendiri, saya berpikir keras mencari jalan keluar. Akhirnya terbetik ide, membeli permen gula dikreasikan sedikit kemudian dijual kembali. Trik agar menarik pembeli notabene teman sendiri, yaitu memberi hadiah bagi pembeli yang permen saya buka, diselipkan kertas di dalamnya kemudian dibungkus kembali. Permen dengan bungkus tembus pandang, akan terlihat lipatan kertas di dalamnya. Bagi pembeli yang beruntung, mendapat hadiah sesuai tulisan di kertas. Saya kalkulasi sendiri kala itu, untuk sekitar dua puluh bungkus permen menyediakan 5 hadiah. Hadiahnya juga seadanya namun menarik minat, bisa tutup gelas dari plastik, sendok bebek bahan plastik, balon karet, biskuit. Kadang agar tak bosan saya ganti hadiah, mug plastik, mobil-mobilan kecil atau mainan bisa saya beli sendiri, atau lebih sering minta ijin ibu mengambil dari tempat jualannya. Saat ibu belanja dagangan, misalnya kopi instan lima pax mendapat bonus cangkir atau gelas. Atau membeli sabun colek sepuluh renteng, dapat bonus sendok dan cawan. Nah hadiah-hadiah ini saya kumpulkan, untuk kepentingan saya berdagang laku permen berhadiah kreasi saya, dijajakan di teras rumah sepulang sekolah. Kebetulan rumah berhadapan dengan jalan raya, sering dilewati teman usia sebaya. Setiap keuntungan saya titipkan ibu, setelah terkumpul bisa membeli barang keperluan sekolah. Kios Ibu di pasar kampung halaman foto tahun 2007- dokumentasi pribadi Dari kisah masa kecil, ternyata bersambung hingga berdagang kembali saya lakukan, setelah merantau kemudian kerja sambil kuliah pada malam hari. Membawa dagangan baju, mukena ke kantor dan kampus, ditawarkan ke teman-teman kerja dan kuliah. Pun membeli mi instan dari kenalan yang kerja di pabrik mi, dijual lagi dengan harga sedikit lebih murah dari harga cukup lumayan, bisa mengatasi kebutuhan sehari-hari. Selain gaji bulanan dari kantor, saya bisa menabung uang laba jualan. Beruntung saya tak menemui pelanggan aneh-aneh, biasanya "nakal" berhutang langsung kabur. Untuk mengantisipasi kejadian tak mengenakkan, saya memberlakukan jual beli secara cash. Apalagi barang yang saya tawaran, kisaran harga di bawah lima puluh ribu menikah, berkolaborasi dengan istri membuka usaha kecil-kecilan di rumah. Jatuh bangun dan bahu membahu kami lewati bersama, meski skala usaha kami masih tetap kecil tapi setidaknya bertahan sampai saat tunggu dulu, selama sepuluh tahun lebih jualan kami berganti-ganti ya! Usaha Kerudung di RUmah Kontrakkan dokpri Kerudung Akhir 2005Usaha pertama kami adalah jualan kerudung, istri yang lebih dominan berperan mengingat saya masih ngantor. Tapi kerjasama suami istri terasa nyata dilakukan, saya ikut ke Tanah Abang belanja dagangan. Biasanya saya mampir ke kantor untuk absen, sambil berangkat janjian dengan client belok belanja dagangan dulu. Kemudian istri pulang dengan kereta, saya melanjutkan pekerjaan kami tak belanja sabtu saja, agar tak harus berdempetan dengan jam kantor? Demi mendapat harga miring, kami punya langganan Pasar Tasik di Pasar Tanah Abang. Pasar ini hanya berlaku setiap hari senin dan kamis, itupun letaknya dilantai pasar didominasi tumpukan barang, sebagian besar pedagang tanpa kios permanen. Mungkin karena fasilitas seadanya, sewanya murah dan bisa menjual dengan harga miring. Dari perajin langsung, akhirnya kami mendapat harga persaudaraan. Agar sangat bisa menekan harga, kerudung polos adalah sasaran belanja mempekerjakan ibu-ibu di kampung, untuk memasang manik-manik/ mute sesuai pola yang disiapkan istri. Setiap akhir pekan dua minggu sekali, dengan roda dua saya berangkat ke daerah Citayam- Bogor mengantar kerudung dan manik-manik. Ibu-ibu di sana memasang aksesoris, biasanya setelah masak jadi tak mengganggu kerjaan utama di rumah. Saat mengantar kerudung yang baru, pulang membawa kerudung yang sudah dipasang tambahan manik-manik/ mute di kerudung inilah, membuat harga jual kerudung bisa naik. Pembeli sering terpesona, melihat hiasan cantik menempel di kerudung tamu di rumah kontrakan kami sulap, hanger bersusun untuk memajang jualan. Dua manekin berbentuk kepala juga ada, sebagai alat promosi kerudung model terbaru. Selain kerudung, mukena, kaos tangan/ handset, kupluk dan aksesoris lain menjadi barang dagangan juga pelanggan berdatangan, setelah membaca spanduk yang dipasang di teras mungil. Istri juga melayani pesan antar kerudung, khususnya untuk pembeli yang satu komplek perumahan saja. Sepeda gowes menjadi transportasi andalan, kerudung diletakkan di keranjang bagian depan. Anak pertama masih belum genap setahun, duduk di kursi kecil yang digantung pada stang sepeda. Acara bazzar di RT, dalam rangka 17 Agustus dokumentasi pribadi Untuk mempercepat perputaran barang, acara bazar di beberapa tempat juga diikuti. Suka duka kami rasakan, ketika harga sewa stand mahal tapi sepi pengunjung. Belum lagi di siang hari si kecil ngantuk, terpaksa tidur di bawah meja stand bazar.Mengingatnya membuat haru, kami masih merangkak belum punya apa-apa *hiksPergantian mode kerudung terbilang sangat cepat, baik dari model, padu padan warna atau tambahan aksesoris yang melekat. Kerap dagangan lama belum habis, model yang baru sudah keluar lagi. Sedang pasang manik-manik juga mengalami masalah baru, tukang minta dinaikan upah padahal barang belum besar bagi kami yang modal usahanya kecil, kerap tak bisa memenuhi selera pelanggan yang cepat berubah. Akibatnya stok barang menumpuk, kami kalah bersaing dengan cepat habis, kerudung yang ada kami discount sampai separuh harga. Karena sebagian besar model lama, pembeli juga tak banyak yang merespon. Kerudung yang tersisa kami bagi saat hari raya, untuk keluarga dekat dan kenalan baik. Maka berakhir sudah jualan kerudung, setelah kurang lebih hampir tiga tahun Cream Pertengahan 2008Kegagalan usaha kerudung tak menghentikan langkah, kami bangkit lagi mencoba usaha sebuah pameran franchise di daerah Senayan, terdapat perusahaan Ice Cream memberi peluang. Ice Cream yang ditawarkan cukup inovatif, memakai bahan herbal dan rasa yang berbeda dari yang sudah ada di pasaran. Ice cream rasa Jahe, Jeruk Kalamaci, Tiramishu, Cincau, rasa ini sepengetahuan saya masih belum ada. Sementara yang sudah umum kerap ditemui juga ada, seperti rasa Coklat dan Strawberry. Ice Cream Rasa Tiramisu dokumentasi pribadi Saya tak terlalu pikir panjang, langsung saja mengambil salah satu paket franchise dan membayar sejumlah harga. Tak sampai seminggu dari akad, mobil box merapat ke dekat pagar rumah. Bahan dan alat dari franchiser dikirim, menandakan kami siap berjualan ice diturunkan di teras, berisi aneka sirup, bahan ice cream dan alat memasak dijajar rapi. Terakhir yang cukup berat adalah freezer dan mesin pembuat ice cream, khusus mesin bisa menampung sampai 5 liter ice cream dalam keadaan ice cream lumayan memiliki tantangan, terutama dituntut tekun saat mengaduk adonan. Kalau salah dalam proses, bisa-bisa hasilnya tak bagus dan teksturnya cenderung kasar. Untuk memasak juga butuh waktu khusus, tak bisa ditinggal-tinggal begitu masih terikat sebagai karyawan kantor, tentu tak bisa setiap hari membuat ice cream. Hanya membuat kalau ada pesanan, itupun biasanya saya tampung dulu beberapa pemesan. Yang repot kalau pemesan beda rasa, otomatis harus membuat beberapa resep yang berbeda. Padahal setiap resep bisa untuk lima liter, kalau pesan hanya satu liter masih ada sisa empat liter disimpan di awal membuka usaha, saya membawa tester ice cream ke kantor. Beberapa kegiatan di lingkungan RT, tak segan kami turut menyumbang ice cream. Sebagai perkenalan dan percobaan, tetangga kanan kiri kami kirimi seperempat liter. O'ya selain menjual literan, melayani eceran harga dua ribu untuk pemasaran saya kerahkan, membuat brosur sederhana dan disebar setiap rumah di komplek perumahan. Tak hanya di perumahan sendiri, komplek perumahan lain kami sebar juga. Kalau weekend saya pergi ke parkiran pusat perbelanjaan, menyelipkan brosur di motor dan mobil pengunjung. Pernah sampai fotocopy ratusan lembar brosur, disebarkan ke banyak orang. Dengan asumsi dari seratus orang membaca, berharap 10 persen saja membeli. Teman kantor dan kenalan mulai membeli, saya antusias memasak di malam hari. Biasanya istri membantu, terutama pada saat pengepakan di toples. Yang cukup diminati untuk dibeli saat itu, adalah rasa Jahe dan Jeruk dua rasa ini relatif jarang, termasuk anti mainstream untuk rasa ice sekitar enam bulan pertama, penjualan mulai agak seret. Saya mengamati trend yang terjadi, kebanyakan teman atau kenalan hanya sekali esoknya tak memesan lagi. Tetangga juga tak begitu tertarik, setelah merasakan Ice cream tak berminat membeli. Ice Cream Rasa Strawberry dokumentasi pribadi Kondisi yang terjadi sebagai bahan introspeksi, kami perhatikan pada teksturnya memang kurang maksimal. Lewat browsing di internet, saya bertemu dengan pembuat ice cream di daerah Tangsel. Akhirnya membuat janji ketemu, sekaligus saya ingin mencari jawaban atas ice cream gagal jadi buatan waktu yang disepakati, akhirnya saya mengunjungi tempat usaha sebut saja Pak Rudi"Sepertinya mesin yang bapak pakai standarnya rendah" jelasnyaKalimat itu saya dengar, sesaat setelah saya menunjukkan foto mesin pembuat ice cream di rumah. Pada saat yang sama pula saya melihat, mesin satu setengah kali lebih besar tak jauh dari tempat kami penjelasan yang cukup meyakinkan, menggambarkan orang ini paham tentang mesin. Bahan- bahan membuat ice cream juga sangat dikuasai, sehingga bisa menakar komposisi yang ideal. Namun ada yang membuat sedikit heran, saya tak melihat alat memasak ice cream seperti punya saya di rumah."Saran saya, bapak membeli bahan baku yang setengah jadi saja Pak. karena kalau untuk pemula, perlu jam terbang untuk membuat adonan ice cream. Apalagi bapak masih ngantor, kalau masak malam hari pasti sudah capek. Sembari memakai dari bahan setengah jadi, bapak belajar membuat ice cream dari awal". jelas Pak Rudinote ; bahan setengah jadi maksudnya; Membeli adonan ice cream murni, tinggal diberi syrup sesuai rasa yang diinginkanSaran Pak Rudi saya aminkan, dia menawarkan jasa baik kalau membeli bahan setengah jadi bisa nitip. Pak Rudi langganan ke produsen ice cream ternama, membeli langsung ke pabrik. Saya memang melihat adonan ice cream dibungkus plastik, setiap adonan terdapat sekitar lima liter. Ketika saya raba teksturnya sangat lembut, beda sekali dengan yang pernah dibuat di bertekad menghabiskan dulu bahan yang tersisa, baru akan membeli bahan ice cream setengah jadi. Sementara penjualan semakin seret, akibatnya modal usaha juga semakin menipis. Bahan bahan dikejar batas kadaluwarsa, beberapa sirup utamanya rasa jahe mulai keluar saya bagi-bagikan ke tetangga dan kenalan, dari pada akhirnya dibuang sia-sia. Pun dengan bahan ice cream lainnya, seperti gula saya hibahkan pada penjual es kelapa muda. Setelah semua bahan habis, hanya peralatan yang capek menggelayuti benak, tak ingin melanjutkan usaha ice cream. Satu tahun lebih usaha ice cream kami jalani, menjadi catatan dalam perjalanan keluarga kecil tak kenal kata putus asa, tetap ingin mencoba usaha lagiAkhir 2009Sejak ice cream tutup saat itu saya fokus ngantor, istri memilih jualan online membantu teman kuliahnya. Mulai dari menawarkan cream pembersih wajah, pembalut herbal dan alat penghalus kulit. Saya tak terlalu ikut campur, hanya sering melihat paket barang di meja tamu dibungkus plastik bertulis jasa logistik terkenal. Saya sempat tergoda juga, ketika kenalan menjadi agen kacang oven. Saya memesan kacang saat ada pameran, namun hanya sekali belanja ternyata tidak terlalu laku sekarang usaha online shop istri masih jalan, dengan cara mengambil barang ketika ada yang pesan. Menurut hemat saya cara ini sangat praktis, tak membutuhkan modal Beku Awal 2012 - SekarangBeberapa peralatan usaha ice cream saya hibahkan, termasuk mesin pembuat ice cream. Menyisakan freezer ukuran sedang, saya pikir masih bisa dimanfaatkan lagi untuk beku seperti sosis, burger, nugget, otak-otak menjadi pilihan usaha kami. Agar tak memproduksi sendiri, kami menjadi agen sebuah produk yang bebas MSG dan Pengawet ga boleh sebut merk yak- hehehe. Frozzen Food, pilihan usaha kami selanjutnya dokumentasi pribadi Saya mendatangi kantor frozen food, untuk mendaftar menjadi agen. Setelah mengisi formulir dan kelengkapan, tak sampai seminggu dibalas dengan surat persetujuan. Karena hanya menjual saja, kami tak dibuat pusing dengan produksi. Saya punya banyak waktu berkegiatan, termasuk ambil freelance di beberapa kantor iklan dan ngeblog tentunya-hehe.Strategi promosi yang sama dengan usaha kerudung dan ice cream, diaplikasikan untuk usaha makanan beku. Kami cetak spanduk di pasang diteras, kemudian menyebar brosur di rumah sekitar bahkan sampai perumahan lain. Hasilnya lumayan terlihat, sehari dua hari setelah sebar brosur ada pesanan itu istri sering membawa barang, kalau sedang antar jemput anak di sekolahan. Belum lagi kalau arisan RT atau wali murid, tak lupa menenteng termos berisi sosis. Kami bisa mendapat laba, dari discount harga agen dan sedikit kenaikan harga. Jualan sosis waktu ngabuburit dokumentasi pribadi Meski gerimis tetap jualan untuk ngabuburit< dagangan ditaruh di bagasi dokumentasi pribadi Kalau bulan Ramadhan tiba, kami manfaatkan waktu ngabuburit di sore hari. Menggelar dagangan dengan meja mungil atau bagasi mobil, berbaur dengan pedagang lain dan lalu lalang orang menjelang waktu berbuka. Kalau ada bazar di RT, kami juga manfaatkan untuk ini kami punya pelanggan tetap sebuah toko roti dan cafe, membeli cukup banyak untuk dijual lagi. Untuk pembelian dijual lagi, tentu kami beri harga khusus dan tambahan bonus. Hal ini sebagai cara, agar mereka tak kapok dan awet belanja pada kami. Beberapa kenalan dari luar kota memesan sosis, kami kirim via ekspedisi kereta agar lebih ekonomis. Melayani pengiriman untuk daerah Surabaya Mas Agung Pras, Mbak Avy ayo ndang pesen eh Tanpa terasa sudah empat tahun lebih berjalan usaha makanan beku, meski tak terlalu besar setidaknya usaha kami tetap ada. Kerepotan proses produksi seperti ice cream tak lagi kami alami, karena produksi dihandle pihak nasehat pak Rudi, saya hanya fokus dipenjualan saja hal ini menimbang modal juga. 00-00Dalam Sebuah AsaPerjalanan kami menggerakkan usaha mungkin belum panjang, namun jatuh bangkit sudahlah dirasa. Langkah ke depan masihlah jauh, tentu tak berharap hanya berhenti sampai di titik suatu saat memiliki kedai kecil, selain menjual sosis bungkusan juga sosis siap santap. Anak-anak semakin besar, saatnya kami lebih giat berusaha demi pendidikan mereka kelak. Semoga saja upaya kemandirian yang kami bangun, bisa menginspirasi utamanya untuk anak-anak kami kelak saat mereka Bob Sadino pernah mengungkapkan dalam sebuah acara, indikasi negara maju adalah 2 - 5 % penduduknya mandiri. Usaha yang kami rintis, adalah upaya kecil kami untuk mandiri. salam 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Humaniora Selengkapnya
Tanya 11 SMA; Matematika; ALJABAR; Seorang pedagang sembako akan membuat gula pasir campuran dengan cara mencampur gula jenis A dan gula jenis B. Gula campuran pertama terdiri atas 0,25 kg gula jenis A dan 0,75 kg gula jenis B, sedangkan gula campuran kedua terdiri atas 0,5 kg gula jenis A dan 0,5 kg gula jenis B. Persediaan gula jenis A dan B berturut-turut 100 kg dan 120 kg.
BATAM, - Kebakaran yang terjadi di wilayah Kelurahan Batu Merah, tempat penjualan seken jalan menuju Tanjung Sengkuang RT. 28 Batu Merah, Jumat 31/1/2020 malam, akhirnya berhasil dipadamkan oleh tim gabungan petugas. Sedikitnya dalam kejadian itu, ada 6 kios yang menjual barang-barang seken TV, kasur, sepeda beserta isinya ludes terbakar. Belum diketahui secara persis apa penyebab kebakaran tersebut. Namun berdasarkan pengakuan pedagang pasar seken Tanjung Sengkuang, api diduga berasal dari kabel listrik. "Tadi tiba-tiba ada terdengar ledakan kecil dari sudut sana dan asap mulai mengepul keluar," ujar warga sembari menunjuk tiang listrik di pojokan bangunan kios yang terbakar. Ketua Pedagang Seken Pedas Tanjung Sengkuang, Moding Lewang mengatakan, kejadian itu sekitar pukul Wib. "Saya tadi pas lagi mau makan eh, tiba tiba asap mulai mengepul, warga berteriak ada kebakaran, kebakaran, dan kami para pedagang di sini pun panik," ujarnya. • Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran di Pasar Seken Sengkuang Batam, Tak Ada Korban Jiwa • Detik-Detik Pasar Seken Sengkuang Batam Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan, Api Cepat Membesar "Kita bersama pedagang seken lainnya pun berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, dan langsung menelepon mobil pemadam kebakaran, katanya. Moding mengatakan, kebakaran itu menghanguskan kios milik 6 orang rekannya diantaranya Dullah, Muhammad, Yadi, Salasa dan Rasu serta Mala. "Semua barang-barang yang terbakar baru masuk kemarin, namun sudah habis terbakar langsung," ujarnya. Pantauan Tribun, kobaran api sudah berhasil dipadamkan. Sedikitnya ada 6 mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan dan 2 Watercanon Polda Kepri serta 3 watercanon Polresta Barelang di lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Polisi Sebut 6 Kios Terbakar, Tak Ada Korban Jiwa Kebakaran yang terjadi di Pasar Seken Sengkuang Batam melahap enam kios barang bekas, Jumat 31/1/2020 malam.
BTbObfu. 60fx0ywttd.pages.dev/25760fx0ywttd.pages.dev/38960fx0ywttd.pages.dev/22960fx0ywttd.pages.dev/39860fx0ywttd.pages.dev/2260fx0ywttd.pages.dev/35660fx0ywttd.pages.dev/2160fx0ywttd.pages.dev/38060fx0ywttd.pages.dev/124
kisah jatuh bangun seorang pedagang sembako